TECHNODITION - PT Global Digital Niaga Tbk (BELI) atau Blibli akan segera melantai di bursa pada 7 November mendatang. Blibli menawarkan 17.771.205.900 saham baru dengan nilai nominal Rp 250 setiap saham.
Dalam prospketus e-IPO, Blibli akan melepas jumlah saham sebanyak-banyaknya sebesar 15% dari modal ditempatkan dan disetor setelah IPO. Untuk harga penawaran berada di rentang Rp 410-Rp 460 per saham.
Baca Juga: Kominfo-Pentahelix Kolaborasi Cetak Talenta Keamanan Siber
Dalam aksi korporasi ini, Blibli akan meraup dana segar Rp 8,17 triliun. Perusahaan juga akan mengalokasikan sebanyak-banyaknya 55 juta saham atau sekitar 0,31% dari saham yang ditawarkan pada saat IPO untuk program alokasi saham kepada karyawan (employee stock allocation/ESA) pada harga penawaran.
Bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek dalam aksi IPO ini adalah BCA Sekuritas dan BRI Danareksa Sekuritas. Dana hasil IPO setelah dikurangi seluruh biaya-biaya emisi saham, akan dialokasikan sekitar Rp 5,5 triliun untuk pembayaran seluruh saldo utang fasilitas perbankan.
Baca Juga: Keren, WhatsApp Bakal Bisa Pakai Avatar
Sisa dana IPO akan digunakan oleh perseroan dan entitas anak sebagai modal kerja untuk mendukung kegiatan usaha utama dan pengembangan usaha perseroan.
Selain itu, pemegang saham perseroan menyetujui antara lain pelaksanaan management and employee stock option plan (MESOP), di mana perseroan akan mengalokasikan hak opsi kepada manajemen dan karyawan yang dapat dilaksanakan menjadi sebanyak-banyaknya 3.656.600.000 saham atau sekitar 2,99% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah penawaran umum saham perdana, pelaksanaan ESA, dan pelaksanaan MESOP. Pemberian hak opsi dalam MESOP dilaksanakan 20 Desember 2024.
Baca Juga: Fitur Baru Adobe Dengan Teknologi Artificial Intelligence
Pemegang saham Blibli sebelum IPO adalah PT Global Investama Andalan 98,462%, Kusumo Martanto 0,042%, Honky Harjo 0,034%, Lisa Widodo 0,003%, Hendry 0,002%, Andy Untono 0,001%, lain-lain 1,455%.
Sejumlah analis menilai aksi korporasi ini cukup menantang di tengah gejolak pasar keuangan dan kenaikan suku bunga. Sebelumnya dua startup yang telah melakukan IPO yakni GoTO dan Bukalapak.***